Kamis, 18 Oktober 2007

melihat dunia mereka

Seorang ibu yang berhasil adalah ibu yang tahu bagaimana anak memandang dunianya saat itu.


Ini terjadi ketika anak keduaku mulai lahir.
Semuanya berubah !!! bukan hanya aku yang merasakan tapi yang paling merasakannnya adalah Bintang, buah hatiku yang pertama.

Dulu, ketika Bintang masih sendiri, limpahan kasih sayang, peluk cium, tumpukan hadiah, tutur lembut, selalu menemaninya disaat bersama kami, orang tuanya.

Aku bukannya tak menyadari, kehadiran seorang adik bagi Bintang bukanlah sesuatu yang mudah baginya. Karena itu, sejak awal kehamilan, aku mulai memberi tahu dia, bahwa dia akan mempunyai seorang adik kecil, yang mesti dia sayang, dan yang akan menemaninya bermain.

Bintang mulai mengerti. Saat itu usianya baru menginjak 3 tahun.
Ia mulai aku libatkan dalam semua hal yang berkaitan dengan calon adiknya. Mulai dari memilih pakaian - yang hampir semua pilihannya berwarna pink - sampai menyiapkan tas pakaian beberapa hari sebelum aku berangkat ke rumah sakit.

Bintang sangat antusias menyambut adik bayinya.

Dan sampai pada saatnya,... Nanda pun lahir.

Kami semua menyambut kelahirannya dengan suka cita.
Bintangpun demikian. Ia mulai mengajak adiknya bermain-tentu saja Nanda belum siap untuk diajak bermain.

Begitu sayangnya, pulang play group, ia langsung ke tempat tidur, dimana Nanda ditidurkan. Dan langsung menciumnya berulang kali, sampai adiknya itu menangis.

"Jangan ganggu adik,Bintang" terus terang aku sangat lelah setelah semalaman begadang menyusui,mengganti popok, dan menggendongnya.

Ia menghadiahi adiknya susu Yess, yang katanya tidak habis diminum di sekolah. Tanpa seengetahuanku, di masukkannya pipet ke dalam mulut adiknya. Seolah-olah, sama seperti dia disaat minum susu.
Oh, my God untung saja aku cepat melihatnya. Kalau tidak...?

"Bintang, tidak boleh," suaraku tidak lagi lembut. Aku khawatir susu tumpah ke hidung Nanda.

"Ma, bersihin adik, ya ?" tanpa sempat aku cegah, ia sudah 'membersihkan' adiknya dengan sapu bulu, seperti ia membersihkan boneka pajangan di atas meja.

"Ya, ampun. Bintang !!!"

Semua berawal dari sana.
Selanjutnya, tanpa aku sadari aku sering membentak Bintang.

Kelakuannya benar-benar membuatku stres. Aku bahkan hampir tak pernah sempat tahu, apa yang akan dilakukannya. Ia sangat-sangat aktif. Dan keaktifannya kadang membuatku kewalahan. Apalagi dengan adanya Nanda, yang saat ini tentu saja, lebih membutuhkan perhatian.

Aku mulai menerapkan peraturan untuk Bintang.
Pulang sekolah, cuci kaki dan tangan baru boleh, cium adik,
Tidak tidur di dekat adik. Tidak bermain dengan adik.



Jumat, 28 September 2007

anugerah terindah

Terima Kasih Tuhan
Engkau telah memberikan anugerah terindah dalam hidupku.

Anak-anak yang manis, suami yang baik dan penyayang.

Walaupun kehidupan tak selalu berjalan seperti yang diinginkan
namun dengan keberadaan mereka di sampingku, kekuatan dan ketabahanku
menghadapi segala macam persoalan yang mendera,
menjadi beribu-ribu kali lipat.

Semua masalah serasa tak berarti disaat mereka
ada di dekatku. Tetesan air mata sirna melihat anak-anakku bercanda dan tertawa.

Oh Tuhan ingin rasanya aku hidup seribu tahun agar bisa membahagiakan mereka.
Seperti mereka membahagiakan diriku.

Tulisan ini aku persembahkan untuk Ayah dari anak-anakku, I Ketut Sriaji.
Dan para kekasihku Bintang dan Nanda.

Maafkan jika Mama masih banyak melakukan kesalahan.
Doakan agar Mama dan Papa semakin hari semakin layak menjadi Ayah dan Ibu yang baik bagi kalian.

Peluk cium tak henti


Mama kalian
Amy

arti menjadi ibu

Hampir semua orang tahu, apa arti kata Ibu.

Ibu adalah orang tua perempuan yang melahirkan kita.

Hanya itu ?

Tidak, jika kita melihat dengan mata hati.

Arti seorang ibu sesungguhnya jauh lebih luas.

Ibu merupakan guru, panutan, pemberi kasih sayang dan perawat. Ia seorang pendongeng yang hebat, ilmuwan tempat bertanya, dan seniman. Ia juga seorang koki, sopir pribadi, pelatih sepakbola, dan lawan bermain game yang handal. Ia tempat curhat, seorang bodyguard, bahkan kadang-kadang ia seorang ayah!!!

Ibu adalah sosok yang penuh kasih sayang, kuat, mandiri dan pemberani. Dia penyayang, penyabar dan tabah.

Begitu kompleksnya tugas seorang ibu. Tapi seperti keajaiban, para ibu mampu melaksanakan tugas mereka, tanpa peduli apapun pendidikan mereka.

Seorang ibu selalu aktif. Mulai dari kehamilan, sampai tahun-tahun menjelang pernikahan anaknya.

Mulai dari menjaga kehamilan, melahirkan, menggendong bayinya hingga tertidur, mengantar anak-anaknya ke sekolah, les musik tiga kali seminggu, mempersiapkan perlengkapan ospek ketika anaknya mulai kuliah, sampai kesibukan menjelang pesta pernikahan putra putri tercinta.

Meskipun terdengar klise, tapi tugas seorang ibu, memang tiada akhir.

Ya, tugas ibu memang melelahkan. Dan tidak ada bayarannya sama sekali. Namun, imbalan menjadi seorang ibu, sangat banyak. Ciuman dari putrinya yang berterima kasih, senyuman dari putranya yang lulus kuliah, atau ucapan terima kasih yang tulus dari anak-anaknya. Serentetan tugas yang begitu melelahkan sirna seketika oleh kebahagiaan yang luar biasa, begitu melihat putra putrinya berbahagia.

Dan hidupnya terasa sangat berarti.